Di usianya yang yang sudah sepuh Mbah Sarmi tak mampu lagi bekerja. Untuk makan, beliau makan seadanya. Bahkan seringkali, sisa-sisa nasi kemarin masih disimpan untuk dikeringkan. Soal tempat tinggal, beliau juga tinggal di rumah yang kondisinya memprihatinkan. Rumah itu beralas lantai tanah. Di dalamnya hanya ada tempat tidur sempit yang sudah rusak, alat makan kotor, serta tungku penghangat makanan. Beberapa sudut rumah sudah berlubang. Genteng juga sudah melorot, bahkan jika dilihat dari luar, rumah beliau sudah tidak dalam posisi berdiri tegak.
Tim Nurul Hayat mendatangi rumah Mbah Sarmi dua kali. Pertama untuk berkoordinasi dengan tokoh setempat yang tahu persis kondisi sehari-hari beliau. Dan yang kedua untuk memastikan kesehatan, kesiapan hati, sekaligus mendengarkan keinginan dan harapan beliau.
Melihat kondisi yang mendesak, kami ajak kepedulian dermawan untuk bersama-sama membantu Mbah Sarmi. Alhamdulillah, banyak dermawan yang tergugah meringankan beban beliau.
Kami kabarkan, alhamdulillah rumah Mbah Sarmi yang awalnya terbuat dari bambu lapuk, kini sudah berubah menjadi rumah yang lebih layak. InsyaAllah rumah ini sudah tidak bocor dan banjir lagi ketika musim hujan.
Terima kasih sahabat sejuk Nurul Hayat sudah berkontribusi bergotong royong bersama sama mewujudkan rumah impian Mbah Sarmi. Semoga menjadi ladang amal ibadah kita semua. Amiin ya Rabbal Alamiin.