photo

Curah hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Kabupaten Sukabumi pada Selasa, 3 Desember 2024, memicu bencana banjir. Peristiwa ini memaksa ribuan warga mengungsi, bahkan juga menyebabkan korban jiwa. Tercatat 10 orang meninggal dunia, 912 KK (2.986 jiwa) mengungsi. Total warga terdampak mencapai 7.075 KK (14.895 jiwa).

Banjir Sukabumi ini tidak hanya berdampak pada kehilangan jiwa dan tempat tinggal, tetapi juga merusak infrastruktur penting. Data dari Pusdalops BNPB dan relawan Nurul Hayat menunjukkan 1.359 rumah rusak ringan, 1.320 rumah rusak sedang, 1.482 rumah rusak berat, 29 jembatan terdampak, 124 fasilitas pendidikan terdampak, 23 fasilitas kesehatan terdampak, 689 hektar lahan terdampak.

Wilayah terdampak meliputi 37 kecamatan dengan tingkat kerusakan dan dampak berbeda-beda: Kecamatan Simpenan (4 Desa), Kecamatan Cikakak (8 Desa), Kecamatan Kabandungan (6 Desa), Kecamatan Lengkong (5 Desa), Kecamatan Cibitung (1 Desa), Kecamatan Cimanggu (6 Desa), Kecamatan Gegerbitung (2 Desa), Kecamatan Bantargadung (6 Desa), Kecamatan Cikembar (4 Desa), Kecamatan Panyatan (15 Desa), Kecamatan Sagaranten (14 Desa), Kecamatan Cireungas (3 Desa), Kecamatan Kalibunder (6 Desa), Kecamatan Cibadak (4 Desa), Kecamatan Cisaat (3 Desa), Kecamatan Parakansalak (5 Desa), Kecamatan Nagrak (5 Desa), Kecamatan Jampangkulon (6 Desa), Kecamatan Caringin (3 Desa), Kecamatan Cikondang (6 Desa), Kecamatan Tegalbuleud (7 Desa), Kecamatan Ciemas (6 Desa), Kecamatan Sukaraja (5 Desa), Kecamatan Curugkembar (7 Desa), Kecamatan Nyalindung (5 Desa), Kecamatan Cidolog (3 Desa), Kecamatan Warungkiara (8 Desa), Kecamatan Cidadap (3 Desa), Kecamatan Cisolok (5 Desa), Kecamatan Cicurug (5 Desa), Kecamatan Purabaya (3 Desa), Kecamatan Jampangtengah (7 Desa), Kecamatan Parungkuda (1 Desa), Kecamatan Gunungguruh (3 Desa), Kecamatan Sakalarang (2 Desa), Kecamatan Waluran (1 Desa) dan Kecamatan Cicantayan (2 Desa).

Kecamatan Sagaranten menjadi salah satu wilayah yang membutuhkan perhatian khusus, mengingat banyaknya titik pengungsian mandiri yang belum terjangkau bantuan secara optimal.

Relawan Nurul Hayat hadir menemani penyintas banjir Sukabumi. Beberapa giat yang telah dilakukan antara lain: assessment kaji dampak untuk memastikan kebutuhan prioritas di lapangan dan pengiriman bahan makanan kepada para penyintas di beberapa desa terdampak. Ya, relawan Nurul Hayat menyalurkan bantuan bahan makanan pokok di berbagai titik pengungsian mandiri, salah satunya di Desa Curug, Kecamatan Sagaranten. Bantuan ini diharapkan mampu meringankan beban para penyintas yang saat ini masih menghadapi ketidakpastian dan keterbatasan akses kebutuhan dasar.

Hingga saat ini, kebutuhan mendesak yang perlu segera dipenuhi meliputi: Makanan siap saji, logistik makanan pokok, air mineral, peralatan tidur, kebutuhan khusus bayi dan wanita, paket kebersihan (hygiene kit), vitamin dan obat-obatan.

Nurul Hayat mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta dalam meringankan beban para korban dengan memberikan donasi dan dukungan logistik. Solidaritas dan kepedulian kita bersama akan menjadi kekuatan bagi saudara-saudara kita yang tengah berjuang melewati masa sulit ini.


Bagikan ke Teman





Rekomendasi Artikel