photo

        Namanya Mbah Asih. Di usianya yang semakin menua, beliau hidup sebatang kara. Tak ada anak. Tak ada keluarga. Hanya tetangga dan kerabat jauh yang masih peduli padanya.

        Mbah Asih yang merupakan seorang tunarungu, selama puluhan tahun tinggal sendiri di sebuah rumah kayu berdinding anyaman bambu. Rumah itu kondisinya memprihatinkan. Tiang-tiang penyangganya sudah miring. Dindingnya sudah berlubang di sana-sini. Atapnya pun sudah banyak yang rapuh. Sehingga ketika hujan turun, airnya akan menorobos atap rumah dan membasahi bagian dalam.

        Ditambah lagi, di rumah itu tak ada listrik. Tak ada pula perabotan. Hanya ada tungku, alat dapur, dan ranjang kayu seadanya.

        Di tengah keadaan itu, tak ada yang bisa diperbuat Mbah Asih. Beliau hanya bisa pasrah di rumah. Berharap ada pihak yang membantunya, sehingga beliau bisa tinggal di rumah dengan lebih aman dan nyaman.

        Beberapa waktu yang lalu, Laznas Nurul Hayat mengunjungi beliau. Bersilaturrahim sekaligus memastikan kondisi kesehatan beliau.

        Tak hanya bersilaturrahim dan memastikan kondisi Mbah Asih, Laznas Nurul Hayat juga mengajak sahabat sejuk untuk mewujudkan program bedah rumah bagi Mbah Asih. Alhamdulillah, program ini disambut antusias oleh sahabat sejuk.

        Dapat kami kabarkan, progres bedah rumah Mbah Asih, janda sebatang kara yang tinggal di Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Bojonegoro, telah hampir sampai pada tahap finishing. InsyaAllah tak lama lagi, Mbah Asih akan memiliki tempat berteduh yang lebih baik, lebih aman, dan lebih nyaman.

        Terwujudnya program bedah rumah Mbah Asih ini tentu tak lepas dari dukungan sahabat sejuk Nurul Hayat.  Oleh karena itu kami ingin mengucapkan ribuan terima kasih atas partisipasi sahabat semua dalam mewujudkan rumah layak huni bagi Mbah Asih.

        Semoga sahabat sejuk selalu dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan selalu mendapatkan limpahan keberkahan dari-Nya. Aamiin ya Rabbal Alamiin..


Bagikan ke Teman





Rekomendasi Artikel