photo

Harta yang Mendekatkan Pada Allah - Rasa cinta manusia terhadap harta adalah cinta yang paling kuat dan dalam. Bahkan Allah berfirman

Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan” (QS al-Fajr : 14)

Namun Allah juga mengecam sekaligus mengingatkan agar manusia jangan sampai terlena oleh harta 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS al-Munafiqun : 9) 

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar harta yang kita miliki tidak membuat kita abai terhadap Allah. Justru sebaliknya, harta tersebut membuat kita lebih dekat dengan Allah, karena banyak amal shaleh yang bisa kita lakukan dengan wasilah atau perantara harta yang kita miliki.

Pertama

Kesadaran bahwa semua yang ada dunia itu milik Allah. Kita sebagai seorang hamba hanya diberi titipan dan akan dimintai pertanggungjawaban atas harta yang kita miliki. Kesadaran itu akan menjadikan kita lebih berhati-hati dalam mencari harta dan menggunakannya. Secara otomatis kita akan berusaha dengan baik untuk memanfaatkan titipan harta tersebut. 

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW mengingatkan kita, bahwa pertanyaan terberat kelak di hari akhir adalah berkait dengan harta karena ada dua aspek yang akan ditanyakan; dari mana harta tersebut dan digunakan untuk apa?. Beliau bersabda : “Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”

Kedua

Harta yang Allah titipkan pada kita bukan sepenuhnya milik kita. Ada hak orang lain dalam harta tersebut, Allah berfirman: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian” (QS Adz Dzariyat :19). Oleh karena itu, kita harus berusaha membersihkan agar jangan sampai harta tersebut kelak akan menjadi pemberat timbangan amal buruk di akhirat kelak. 

Perintah untuk menunaikan zakat, infak, sedekah, wakaf dan kebaikan-kebaikan lainnya adalah upaya agar harta kita menjadi bersih sehingga akan mendatangkan keberkahan dalam memanfaatkannya.

Baca Juga : Membangun Negeri Dengan Zakat dan Wakaf

Ketiga

Islam memandang bahwa dalam kepemilikan harta yang terpenting adalah kemanfaatannya bukan wujudnya. Menurut para ulama fungsi harta adalah kemanfaatannya yaitu untuk dimakan atau dikonsumsi. Jika fungsi utama tersebut bergeser dan menjadikan wujud atau keberadaan harta sebagai tujuan utama memilikinya, maka manusia akan saling berlomba untuk mengejarnya, saling sikut dan tidak akan lagi mengindahkan aturan Allah dan RasulNya. Mereka pun akan muda  dirasuki oleh penyakit kikir dan dengki. Pada akhirnya mereka akan merasakan kesempitan dalam kehidupan dunia ini. Banyak harta tapi hampa. Kebahagiaan hanya sekedar kata tanpa makna.

Keempat

Tidak berlebih-lebihan dalam mencari harta. Jangan sampai kesibukan kita mengejar harta melalaikan kita dari kewajiban kita kepada Allah. Karena sebenarnya rezeki itu sudah ada tinggal dijemput dan sudah ada kadarnya dari Allah. 

Kelima

Harta yang hakiki adalah harta yang kita nafkahkan di jalan Allah, karena ia akan abadi. Sedangkan harta yang lainnya akan habis atau akan kita tinggalkan untuk ahli waris kita. Rasulullah SAW bersabda : “Hamba berkata, “Harta-hartaku.” Bukankah hartanya itu hanyalah tiga: yang ia makan dan akan sirna, yang ia kenakan dan akan usang, yang ia beri yang sebenarnya harta yang ia kumpulkan. Harta selain itu akan sirna dan diberi pada orang-orang yang ia tinggalkan.” (HR. Muslim)


Bagikan ke Teman





Rekomendasi Artikel