photo

Oleh Yeyen (@yeyen.munandar)


Pernahkah ketika Anda sedang sendiri, Anda memikirkan arti bahagia dan pentingnya hidup sehat untuk diri Anda? Juga pernahkah Anda terpikir kaitan dua hal tersebut dengan kegiatan berzakat? Mari kita cari tahu hubungan ketiga hal tersebut berdasarkan pandangan syariah dan penelitian dari ilmuan.


Banyak pendapat terkait arti bahagia dan sehat. Salah satu arti bahagia yaitu ketika seseorang merasa bangga terhadap diri sendiri karena bermanfaat bagi orang lain. Dan salah satu kebaikan yang bermanfaat bagi orang lain yaitu dengan cara memberi. Tidak perlu menunggu punya banyak uang untuk memberi, karena berapapun rezeki yang kita dapatkan maka perlu kita bagi dengan sesama. 


Penelitian yang dilakukan oleh Moll dkk (2006) di Universitas California menyebutkan, ada kaitan antara sehat dan bahagia serta kegiatan memberi. Penelitian ini dilakukan dengan memantau aktivasi otak saat seseorang melakukan kegiatan memberi.  Ketika seseorang melakukan kegiatan memberi, maka terjadi peningkatan aktivasi di area otak. Peningkatan aktivasi tersebut dipengaruhi oleh adanya peningkatan empati pada seseorang.


Perasaan bahagia yang muncul ketika kegiatan memberi, timbul karena adanya peningkatan hormone Oxytocin yang terletak pada bagian belakang atau posterior kelenjar pituitary di otak. Hormone Oxytocin mempengaruhi setiap aspek kehidupan sosial dan ekonomi, khususnya yang berhubungan dengan perasaan kedermawanan dan empati pada diri seseorang.


Hasil penelitian ini berhubungan dengan perintah zakat dalam Islam. Secara syariah, Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang yang suka memberi dan yang senantiasa menginfakkan harta bendanya di jalan yang benar.


Mereka yang menjalankan perintah ini, akan mendapatkan balasan yang berlimpah berupa ketenangan, kebahagiaan, kedamaian, kesehatan serta penghargaan yang amat besar. Bukan hanya dari Allah SWT tetapi juga dari masyarakat sekitarnya. Berikut adalah bukti bahwa zakat mendatangkan hikmah tersendiri bagi yang melakukan: 

 

“Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (Q.S Al-Lail: 4-7)



Ayat tersebut menjelaskan jika seseorang memberikan hartanya di jalan Allah SWT maka Allah SWT akan memberikan kemudahan pada setiap langkah orang tersebut. Sehingga ketika seseorang berzakat maka orang tersebut akan mendapatkan barokah dari Allah SWT berupa kemudahan menjalani hidup. 


 

 Shodaqoh/zakat itu dapat menghapus kesalahan sebagaimana air dapat meredam api.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan shahih).


Sebagai manusia, tentunya kita pernah melakukan kesalahan yang berhubungan dengan agama maupun yang berhubungan dengan orang lain. Hal tersebut dapat dihapuskan dengan zakat. Zakat merupakan jalan penghapus dosa dan penyuci jiwa agar kita mendapatkan ketenangan. Nah, jika jiwa seseorang selalu dalam kondisi penuh ketenangan, maka orang tersebut akan merasa lebih bahagia.


Kesimpulannya, berzakat telah terbukti meningkatkan aktivasi di area otak sehingga mampu membuat seseorang lebih bahagia dan lebih sehat. Secara syariah telah dijelaskan bahwa zakat dapat mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan dalam jiwa. Dan Allah SWT akan memudahkan setiap langkah orang yang menunaikan zakat.




Bagikan ke Teman





Rekomendasi Artikel