Upaya Dalam Menjaga Tauhid
zakatkita.org 12 January 2022 3210
Upaya Dalam Menjaga Tauhid
Tauhid secara istilah agama artinya
mengimani keberadaan Allah, mengesakan Allah dan tidak mempersekutukannya,
serta beriman kepada seluruh nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya. Tauhid sendiri
memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Hal ini tercermin dalam
rukun Islam yang pertama adalah kalimat syahadat yang merupakan pernyataan akan
keesaan Allah SWT dan Rasulullah SAW sebagai utusan Allah.
Tauhidullah atau mengesakan Allah dalam segala hal,
baik dengan hati, lisan (ucapan), maupun amal perbuatan sehari-hari adalah
merupakan inti utama ajaran Islam. Karena, hal itu menjadi inti utama ajaran
para Rasul Allah, sejak dari rasul pertama sampai terakhir. Hal ini sejalan
dengan firman Allah SWT QS Al-Anbiya: 25, ''Dan Kami tidak mengutus seorang
rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku'.''
Selain kedudukannya yang tinggi, tauhid juga
merupakan pondasi dalam agama Islam dan segala amalan dalam agama ini. Inilah
alasan kenapa setiap nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT selalu
menyerukan tauhid dalam dakwahnya. Allah menjanjikan bagi hambanya yang menjaga
tauhid akan diharamkan masuk neraka, sebagai mana yang tercantum dalam hadis
Rasulullah SAW, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah mengharamkan memasuki
Neraka siapa saja yang mengucapkan Laa ilaaha illallaah dengan mengharapkan
wajah Allah.” (HR Al-Bukhari).
Tauhidullah ini harus termanifestasikan melalui
keinginan yang kuat untuk membangun persaudaraan dan menebarkan cita-cita
ukhuwah Islamiyyah dalam bingkai wihdatul ummah (kesatuan umat). Sebab, harus
disadari bahwa hanya dengan kedua pilar inilah (tauhidullah dan wihdatul
ummah), umat Islam tidak akan pernah mendapatkan kehinaan dan kemiskinan kapan
dan di manapun berada. Allah SWT berfirman dalam QS Ali Imran: 112, ''Mereka
diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia ....''
Semua
praktik ibadah dalam syariat Islam selalu mencerminkan kedua hal ini. Shalat,
sebagai contoh, diawali dengan takbiratul ihram yang bermakna meyakini bahwa
tidak ada yang mahabesar kecuali hanya Allah SWT, dan karena itu tidaklah
pantas beribadah, ruku, dan sujud kecuali hanya kepada-Nya. Diakhiri dengan
salam ke kanan dan kiri yang bermakna menebarkan salam kedamaian bagi semua
umat. Karena itu, orang yang shalatnya khusyuk akan semakin rendah hati pada
Allah SWT dan semakin mencintai sesama umat yang rukuk dan sujud bersama-sama.
Mengingat betapa tinggi dan agungnya tauhid
itu maka penting bagi kita untuk menjaganya, mengingat bahwa kita sekarang ini
berada di zaman modern
di mana kesyirikan dan kemungkaran sudah merajalela di mana-mana sehingga dapat
menodai tauhid kita.
Berikut adalah cara-cara yang dapat
dilakukan dalam menjaga tauhid:
1. Menjauhi Kesyirikan
Syirik merupakan dosa paling besar dan
paling berbahaya karena dapat membatalkan keislaman seseorang serta dosa yang
tidak akan diampuni oleh Allah. Hal ini juga tercantum dalam surat An-Nisa ayat
48 dan 116 yang artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS An Nisa: 48).
Melihat besarnya dosa ini, sudah sepantasnya
bagi kita seorang muslim untuk khawatir akan terjerumus ke dalam dosa ini.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menjauhi kepercayaan pada sesuatu
yang bertentangan dengan sunnatullah dan berbau supranatural.
Misalnya saja mempercayai ramalan bintang,
pergi ke dukun untuk meminta pertolongan, atau mempelajari ilmu sihir yang bisa
mencelakakan atau membahayakan manusia. Adapun cara lain yang dapat dilakukan
adalah menjauhi sifat riya. Menurut Imam Al Ghazalli, riya adalah amalan yang
dikerjakan oleh seseorang untuk mencari kedudukan di hati seorang manusia
dengan memperlihatkan amal kebaikan, baik dengan amal shaleh yang nampak maupun
amal shaleh yang samar.
Rasulullah SAW menyebutkan bahwa sifat ini
termasuk syirik kecil dan menjerumuskan seseorang menuju syirik besar. Karena
itulah, penting menjauhi sifat ini. Rasulullah mengajarkan kita sebuah doa yang
dapat menjauhkan kita dari kesyirikan.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ
أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ
“Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik kepada-Mu (menyekutukan Allah) di
saat aku mengetahui dan aku memohon ampunan dari syirik kepada-Mu (riya) di
saat aku tidak mengetahui.”
2. Takut Hanya pada Allah
Rasa takut kepada Allah merupakan salah satu
sifat yang harus dipegang teguh karena merupakan elemen penting dalam
merealisasikan sekaligus menjaga tauhid. Allah memerintahkan manusia agar takut
kepada-Nya dan melarang takut kepada selain-Nya.
”Karena itu janganlah kamu takut kepada
manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku
dengan harga yang sedikit“. (QS Al-Maidah : 44)
Rasa takut yang dimaksud dalam hal ini
adalah rasa takut terhadap azab Allah akibat melakukan perbuatan haram atau
meninggalkan kewajiban, serta takut jika Allah tidak menerima amalan shalehnya.
Dengan rasa takut ini, jiwa akan terhalau dari hal-hal yang diharamkan dan
bergegas melakukan kebaikan.
3. Bertawakal pada Allah
Tawakal artinya berserah diri pada Allah,
tidak bergantung kepada selain-Nya. Kita sebagai manusia hanya dapat berusaha,
sedangkan yang menentukan hasilnya adalah Allah. Karena itu, kita harus
berserah diri dan memohon pertolongan kepada-Nya. Allah Swt berfirman yang artinya:
“Hai Nabi, cukuplah Allah menjadi Pelindung
bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.” (Qs Al-Anfal: 64).
Demikian ketiga cara tersebut semoga dengan
kita mengamalkannya kita dapat menjadi hamba yang diridhai Allah Swt. Amiiin
Bagikan ke Teman