photo

Oleh : Yola Harta atau kekayaan akan selalu menjadi bagian dari ujian hidup tiap manusia beriman. Baik itu yang diberi kelebihan maupun kekurangan. Kelak di Yaumul Hisab, bagaimana harta tersebut kita dapatkan dan gunakan akan dimintai pertangungjawabannya.

Sebagaimana Rasulullah bersabda, 

“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskantentang masa mudanya untuk apa ia gunakantentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8 Hadits no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah al-AHadits ash-Ashahihah no. 946)

Dalam lima perkara yang disebutkan oleh Rasulullah, harta menjadi bagian yang paling banyak pertanggungjawabannya yaitu dimulai dari darimana didapatkannya dan digunakan untuk apa saja. Menjadi bijaksana dalam mendapatkan dan menggunakannya adalah hal mutlak yang harus dilakukan setiap Muslim.

Bicara harta berarti bicara uang. Karena hampir segala kebutuhan didapatkan dengan uang. Rumah, kendaraan, pendidikan, pakaian, makanan, minuman hampir semua dibeli dengan uang. Setuju? Sehingga pengaturan keuangan yang baik wajib diketahui oleh kita, tiap Muslim, agar kelak ketika dihisab harta kita menjadi penyelamat menuju surga bukan sebaliknya malah mendorong kita ke neraka. Nauddzubillah.

Baiklah, mari kita ulas tips-tips mengatur keuangan yang baik berdasarkan tuntunan Islam.

Formula 1-1-1

Eits, bukan balapan Formula 1 lho, ya. Formula 1-1-1 ini meneladani  prinsip dagang Sahabat Ustman Bin Affan ra.  Formula ini maksudnya pembagian uang yang kita belanjakan. Jadi, dari uang yang kita dapatkan entah itu hasil bisnis atau gaji bulanan, kita bagi jadi tiga bagian.


Pertama untuk kebutuhan pribadi. Kedua, investasi. Investasi di sini bisa untuk modal bisnis dan untuk pengembangan diri. Misal untuk pengembangan diri yaitu mengikuti kursus, beli buku dan lain sebagainya. Ketiga, untuk sedekah. 

Sedekah dari rumah saja klik zakatkita.org

Sederhana kan, tapi memang butuh pengorbanan dan kedisiplinan untuk menerapkannya.


Tidak Boros

"Dan janganlah kamu menghamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. A-Isra: 27)

Tidakkah kita kurang memahami bahwa boros adalah perilaku yang sangat dilarang oleh Allah. Sesuatu yang dilarang oleh Allah, sudah tentu adalah sesuatu yang dapat merugikan manusia. Boros akan membuat manusia menghambur-hamburkan uangnya dengan sia-sia. 

Pernahkah kamu mengalami, kok tiba-tiba gaji yang baru diterima sudah habis padahal masih awal bulan? Atau keuntungan bisnis rasanya banyak tapi kok tinggal sedikit? 

Hati-hati, bisa jadi itu salah satu indikasi kalau kamu boros. 

Lagi pula, tidak akan pernah ada dalam pepatah perilaku boros akan menjadikan kaya ya ☺.

Bebaskan Diri Dari Hutang

Rasulullah setelah sholat sering kali berdoa agar terbebas dari hutang, "Allahumma inni a'uudzu bika min al-ma'tsami wa al-maghram (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari berbuat dosa dan lilitan hutang).”

Karena seringnya mendengar doa tersebut dari Rasul, lantas seorang sahabat menanyakan hal tersebut, “Mengapa engkau sering meminta perlindungan dari hutang ya Rasul?” 

Rasulullah kemudian menjawab, “Sesungguhnya seseorang apabila sedang berhutang ketika dia berbicara biasanya berdusta dan bila berjanji sering mengingkarinya." (HR Bukhori).

Hutang lebih banyak menimbulkan mudharat dari pada manfaat. Terlebih hutang muncul diakibatkan perilaku boros. Ditambah hutang itu mengandung riba tentu akan menjadi tekanan tersendiri bagi siapapun yang mengalaminya. 

Sebagai Muslim, hendaklah kita membelanjakan uang secara berimbang sesuai kebutuhan. Usahakan untuk tidak membuka lubang hutang kecuali memang darurat dan perlu. Hindari hutang untuk keperluan konsumtif, misal untuk gaya hidup beli smartphone terbaru, motor baru, baju, tas dan sebagainya. 

Apabila sudah terlanjur terlibat hutang, terlebih hutang riba, segera bertaubat kepada Allah dan berusahalah untuk bisa segera menutupnya. Dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya kembali. 

Semoga Allah senantiasa jauhkan dan jaga kita dari hutang dan dosa riba.



Bagikan ke Teman





Rekomendasi Artikel