Sejarah Perkembangan Zakat Pada Zaman Rasulullah SAW
zakatkita.org 09 September 2021 6709
Sejarah Perkembangan Zakat Pada Zaman
Rasulullah SAW
Zakat adalah salah
satu dari rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang mampu.
Perintah tentang zakat salah satunya tercantum
dalam Surat At Taubah ayat 103.
خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ
صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ
صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Khuż min amwālihim
ṣadaqatan tuṭahhiruhum wa tuzakkīhim bihā wa ṣalli 'alaihim, inna ṣalātaka
sakanul lahum, wallāhu samī'un 'alīm
Artinya :
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, guna membersihkan dan
mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sungguh, doamu itu (menumbuhkan)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
(At Taubah:103).
Zakat pada zaman Rasulullah SAW dan sekarang
menjadi salah satu dari rukun Islam dan merupakan hal yang pokok untuk
menegakkan Islam. Islam tidak akan berdiri kokoh jika salah satu dari pokoknya
menghilang.
Dengan ikut membayar zakat, kita telah
membantu menegakkan Islam. Zakat juga amalan yang wajib dikerjakan setiap umat
muslim. Berzakat juga mampu mensucikan harta benda yang dimiliki.
Zakat pada Zaman Rasulullah SAW
Pada zaman
Rasulullah, zakat dikelola oleh lembaga negara. Dengan demikian, negara
mempunyai kewajiban untuk menghitungkan berapa banyak zakat yang harus
dikeluarkan seseorang.
Bukan
hanya menghitung, namun juga sekaligus mengumpulkan zakat. Kala itu Rasul dan
para khalifah membentuk badan zakat serta mengirimkan petugas untuk
mengumpulkan zakat dari wajib zakat.
Setelah
dikumpulkan, zakat akan dimasukkan ke baitul mal. Baru setelah itu pemerintahan
akan menentukan pembagian sesuai dengan ketentuan yang telah dituliskan di
dalam Al-Qur’an serta hadist.
Dalam sejarah
zakat pada zaman Rasulullah SAW, Beliau menunjuk Umar bin Khatab, Ibnu Qais
‘Ubadah Ibn Shamit, serta Mu’az Ibn Jabal untuk menjadi amil zakat pada
tingkatan daerah.
Hal
ini seperti diungkapkan di dalam sebuah buku berjudul Dimensi Global Kemiskinan
di Dunia Muslim: Sebuah Penilaian Kuantitatif yang dituliskan oleh Amer
al-Roubale.
Untuk membina
masyarakat, kewajiban zakat merupakan tanggungjawab dari para sahabat Rasul.
Zakat bertujuan untuk meminimalkan angka kemiskinan dan membantu penduduk yang
membutuhkan.
Pengelolaan Zakat
Untuk
pengelolaan zakat pada zaman Rasulullah SAW menurut pendapat dari Mustafa Edwin
Nasution melalui bukunya yang berjudul Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,
Rasulullah memberikan sebuah contoh untuk pengoperasionalnya.
Managemen
untuk operasionalan zakatnya memiliki sifat teknis. Hal ini dapat disaksikan
dari struktur amil zakatnya kala itu.
Struktur Zakat
Struktur
zakat terdiri dari katabah yang mempunyai tugas untuk mencatat semua yang wajib
pajak. Untuk yang bertugas menghitung dan menaksir zakat merupakan tugas dari
hasabah.
Untuk yang
bertugas menarik atau mengambil zakat dari para wajib pajak adalah jubah.
Sedangkan untuk yang memelihara harta dan menghimpun harta merupakan tugas dari
khazzanah.
Yang
terakhir, orang yang menyalurkan zakat-zakat ini kepada orang yang membutuhkan
(mustahiq) adalah tugas qasamah. Zakat pada zaman Rasulullah SAW sangat
diperhatikan susunan lembaganya agar dapat tersalurkan dengan benar dan tepat
sasaran.
Sejarah Zakat
Ketentuan
untuk melaksanakan zakat ini telah tertulis di dalam Al-Qur’an sebanyak 30
kali, 27 kali disebutkan bersamaan dengan shalat. Sisanya disebutkan dalam
konteks yang sama dengan shalat, namun tidak dalam satu ayat.
Kewajiban
dalam mengeluarkan zakatditetapkan pada tahun ke-9 Hijriah dan untuk shadaqoh
fitrah tahun ke-2 Hijriah. Namun ada ahli hadits yang menyebutkan jika
kewajiban berzakat dikeluarkan tahun ke-9 Hijriah.
Maulana
Abdul Hasan mengatakan bahwa zakat diwajibkan saat hijrah dalam rentan waktu 5
tahun sesudahnya. Pada tahun kedua inilah Rasulullah mulai memberi nasihat
untuk menyampaikan kepada para ahli kitab mengenai beberapa hal, termasuk
tentang kewajiban mengeluarkan zakat.
Dalam sejarah
zakat pada zaman Rasulullah SAW, Beliau menyampaikan kepada para sahabat untuk
diberitakan kepada ahli kitab jika kewajiban dalam mengeluarkan zakat harta
benda yang mereka miliki sesuai dengan perintah yang Allah SWT berikan.
Adapun harta
benda yang wajib untuk dizakati berupa binatang ternak, misalnya sapi, unta,
dan kambing. Untuk barang berharga yang wajib dizakati berupa emas dan perak.
Selanjutnya
untuk tumbuhan yang harus dizakati berupa syair (jelai), anggur kering
(kismis), gandum, dan kurma. Semuanya terus berkembang sampai pada ditetapkan
dengan hukum zakat yang berdasarkan illat.
Prinsip Zakat
Prinsip zakat
adalah mengenai pengajaran berbagi dan kepedulian. Untuk itu, zakat harus mampu
memberi rasa empati serta saling mendukung untuk sesama umat muslim dan membagi kekayaan yang diberikan Allah lebih merata dan adil
kepada muslim untuk mencapai keadilan
sosial ekonomi.
Hal ini bermakna jika zakat haruslah mampu mengubah kehidupan umat
muslim khususnya. Untuk itu, sebagai umat muslim, haruslah menaati rukun Islam
ini sebagaimana zakat pada zaman Rasulullah SAW ditegakkan. Your
Bagikan ke Teman