Pentingnya Ikhlas Dalam Beramal dan Beribadah
zakatkita.org 30 December 2021 8240
Pentingnya Ikhlas Dalam Beramal dan
Beribadah
Implementasi sikap Ikhlas haruslah didasari dengan niat dan
tujuan yang bersih. Seperti selembar kertas putih yang tidak tergores tinta
atau benda lain yang dapat mengotorinya.
Ikhlas adalah pembersihan hati dalam beribadah kepada Allah.
Ikhlas merupakan implementasi kewajiban manusia dalam beribadah kepada Allah
dengan cara membersihkan hati untuk tidak melakukan sesuatu yang dilarang oleh
Allah.
Suatu perbuatan bisa dikatakan ikhlas apabila dilakukan hanya
semata-mata karena Allah. Tidak boleh dicampuri oleh perbuatan-perbuatan yang
bisa mengotori isi hati, seperti dengki, riya atau sifat-sifat tercela lainnya.
Seseorang yang melakukan ibadah shalat tanpa didasari dengan
rasa ikhlas dan niat yang suci, maka yang ada hanya perbuatan sia-sia. Tidak
ada nilai pahala di dalamnya. Sebab Ilmu syariat haruslah dilakukan bersamaan
dengan ilmu hakikat.
Atau melakukan sedekah tanpa didasari niat dan hati yang
ikhlas, maka yang ada hanya sebatas perbuatan saja. Ketika seseorang melakukan
sedekah dengan didasari ilmu hakikat maka ibadah sedekah tersebut bisa menjadi
mudah. Karena segala sesuatu datangnya dari Allah dan akan kembali kepada
Allah.
Kita harus bersikap ikhlas dalam melakukan setiap amal
perbuatan. Karena ikhlas adalah perintah Allah. Allah SWT berfirman dalam QS
Al-Bayyinah: 5: “Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk menyembah
Allah dengan mengikhlaskan (memurnikan) ketaatan semata-mata untuk-Nya dalam
menjalankan agama yang lurus.” Allah SWT juga berfirman dalam QS Al-An’am:
162-163: “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; Dan demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah).”
Berbuat ikhlas merupakan kewajiban bagi umat Islam, terlepas
dari urgensinya sebagai sesuatu yang harus dilakukan seorang hamba demi
meningkatkan kualitas beribadah kepada Sang Pencipta dengan didasari niat yang
murni serta hati yang tulus dalam beribadah kepada-Nya.
Sikap ikhlas, niat tulus kepada Allah, menjadi syarat dan
dasar semua amal ibadah. Amal yang dilakukan dengan ikhlas pasti akan mendapat
ridha dan balasan dari Allah dan sekaligus berdampak baik bagi diri dan
lingkungan sosilanya.
Sebaliknya, amal yang tidak ikhlas atau pamer mengharap
pujian orang lain, meski bisa berdampak baik bagi orang lain, tetapi akan
berdampak buruk bagi diri sendiri dan tidak memperoleh ridha Allah. Setiap amal
yang diterima Allah adalah amal yang dilaksanakan berdasarkan kebenaran dan
keikhlasan.
Orang ikhlas akan merasa senang apabila melihat orang lain
lebih baik, lebih pandai, lebih mulia akhlaknya dalam beramal. Bukan
sebaliknya, iri dan dengki melihat kesuksesan yang dicapai orang lain.
Tentu tidak mudah mencapai derajat keilkhlasan yang sempurna
dalam seluruh amal perbuatan, tetapi setiap orang harus melatih diri dan
berusaha mencapai keikhlasan itu. Melatihkan diri dalam balutan keikhlasan
merupakan sikapyang sangat diperlukan dalam memperbaiki kehidupan manusia yang
sebenarnya. Sifat ikhlas dapat mengikis sikap hipokrit (kemunafikan) yang
sering kali menjadi sumber petaka dalam hidup berorganisasi dan bermasyarakat.
Semoga Allah menjadikan diri kita sebagai diri yang ikhlas
dalam segala hal. Amin.
Bagikan ke Teman