Mendidik Anak Sejak Ia Dilahirkan
zakatkita.org 09 July 2020 1042
Oleh Hani Fatma Yuniar
Saat-saat setelah bayi dilahirkan adalah saat-saat paling membahagiakan bagi kedua orangtua. Momen kelahiran bayi khususnya bagi ibu yang melahirkan, adalah momen yang menakjubkan dan dapat memperkuat keimanan kepada Allah ﷻ. Bagaimana seorang ibu harus berjuang dengan rasa sakit yang sangat dahsyat, saat berjuang hanya Allah ﷻ yang terlintas dan hanya Allah ﷻ tempat bergantung. Kini bayi yang dinanti-nantikan telah hadir ke dunia. Menjadi babak baru bagi kedua orangtua. Nah, bagaimana orangtua memulai lembaran baru dalam kehidupan mereka sebagai pemegang amanah dari Allah ﷻ ini?
Anak Adalah Perhiasan Sekaligus Fitnah
Melihat kelucuan dan kepolosan anak, hati orangtua akan terhibur. Kelelahan seorang ibu akan terobati manakala melihat balitanya tersenyum jenaka. Kepenatan ayah akan sirna manakala sepulang kerja disambut gembira buah hatinya. Bayi terlahir dalam keadaan lemah, sehingga ketika ia mulai bisa mengangkat kepala dan tengkurap, alangkah gembira hati orangtuanya. Belum lagi jika anak tumbuh dengan baik dan menjadi anak yang shalih nan berbakti, pasti hati orangtua merasa bangga dan bahagia.
Begitulah adanya, anak memang perhiasan bagi setiap orangtua dan keluarganya. Binar mata anak-anak yang polos nan lucu bisa melelehkan setiap orang yang menatapnya. Seperti firman Allah ﷻ dalam Al Qur'an: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali Imran: 14).
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia. Akan tetapi amalan-amalan yang kekal lagi baik adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (Al Kahfi: 46). Pada ayat ini disampaikan, anak adalah perhiasan, namun demikian janganlah kita terlalu mencintai anak sehingga melalaikan, bahkan melalaikan anak dari perintah-perintah Allah ﷻ, hingga akhirnya Allah ﷻ murka kepada kita.
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah lah pahala yang besar.” (Al Anfal: 28).
Ada kalanya orangtua terlalu mencintai anaknya dengan cara yang salah. Hingga akhirnya malah melalaikan anak dari perintah Allah ﷻ. Misalnya ketika waktu subuh, orangtua tidak tega membangunkan anak untuk shalat karena takut anak masih mengantuk atau air demikian dingin.
Menunaikan Hak-Hak Anak Setelah Ia Dilahirkan ke Dunia
Menjadi orangtua adalah dambaan, dan kini impian itu telah menjadi kenyataan. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah ﷻ, mari tunaikan amanah ini dengan sebaik-baiknya, berusaha menunaikan hak-hak anak setelah ia dilahirkan.
Adapun hak-hak anak sesaat setelah dilahirkan antara lain:
1. Mengucapkan Selamat Atas Kelahirannya
Saat seorang bayi dilahirkan, maka dianjurkan mengucapkan selamat atas kelahiran bayi tersebut. Oleh karenanya, marilah kita mengucapkan selamat kepada setiap kelahiran bayi, sebab itu membawa pengaruh positif bagi bayi maupun orangtuanya. Janganlah mencela kehamilan dan kelahiran seorang bayi, apalagi mencela seseorang yang memiliki anak banyak. Sesungguhnya setiap kehamilan dan kelahiran itu telah ditakdirkan Allah ﷻ. Dan sesungguhnya Nabi ﷺ amat bangga dengan banyaknya jumlah umat Islam.
2. Mengumandangkan Adzan dan Iqamah
Pada saat bayi dilahirkan, seorang ayah hendaknya mengumandangkan adzan di telinga kanan bayi dan iqamah di telinga kirinya. Agar suara pertama yang didengar bayi adalah kalimat-kalimat yang berisi kebesaran dan keagungan Allah ﷻ serta syahadat. Selain itu adzan juga dapat menghindarkan bayi dari gangguan setan.
3. Mentahnik
Selanjutnya orangtua hendaknya mentahnik bayi. Tahnik adalah menggosokkan buah kurma pada langit-langit mulut bayi.
Menunaikan Hak-Hak Anak Pada Hari ke-7 Setelah Kelahirannya
Adapun hak-hak anak yang hendaknya ditunaikan orangtua pada hari ke-7 setelah kelahirannya antara lain:
1. Aqiqah Untuk Anak
Rasulullah ﷺ bersabda: “Setiap anak (yang lahir) tergadai oleh aqiqahnya yang disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, lalu diberi nama dan dicukur rambutnya.”
Pada hadits tersebut dijelaskan bahwa seorang bayi yang dilahirkan hendaknya di aqiqahi, diberi nama dan dicukur rambutnya pada hari ketujuh. Mengenai berapa jumlahnya, Imam Ahmad meriwayatkan dari Asma binti Yazid secara marfu’, “Aqiqah adalah hak yang mesti ditunaikan. Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sepadan dan untuk anak perempuan satu ekor kambing.”
2. Mencukur Rambut Anak
Pada hadits di atas disebutkan bahwa anak hendaknya dicukur rambutnya pada hari ke-7. Selanjutnya rambut anak ditimbang, lalu orangtua bersedekah dengan perak seberat rambut yang ditimbang.
3. Memberi Nama yang Baik
Hendaknya orangtua memberikan nama yang baik bagi anak. Nama yang baik bisa diambilkan dari nama nabi atau orang-orang shalih. Nama yang memiliki makna baik adalah doa bagi anak.
4. Mengkhitan
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi bahwa Jabir pernah berkata, “Adalah Rasulullah ﷺ mengaqiqahi Hasan dan Husain serta mengkhitan keduanya pada hari ketujuh.” Berdasarkan hadits di atas, Hasan dan Husain telah dikhitan pada hari ke-7 setelah kelahirannya, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengkhitan anak. Namun tidak mengapa jika karena suatu hal khitan baru bisa dilaksanakan di kemudian hari, asalkan dilakukan sebelum anak memasuki usia baligh. Khitan hukumnya wajib bagi anak laki-laki, namun sunnah bagi anak perempuan.
5. Menyusui Anak Hingga Berusia Dua Tahun
Apa yang lebih membahagiakan selain memberikan asupan gizi terbaik bagi anak sejak ia dilahirkan dan makanan apa yang lebih baik dari ASI. Menyusui bukan hanya perkara pemenuhan gizi, menyusui lebih kepada pemenuhan jiwa bagi anak. Oleh karena ibu yang sedang menyusui bayinya diharapkan untuk menghadirkan hatinya untuk sang bayi, diawali dengan mengucapkan bismillah, menatap mata bayi dan memberikan usapan dengan penuh kasih sayang.
Bukan hanya bayi yang merasa bahagia, ibu pun akan merasakan kebahagiaan saat melakukannya. Para ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh. Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Bagikan ke Teman