Etika dalam Bertetangga yang Baik Menurut Islam
zakatkita.org 04 November 2021 1771
Etika dalam Bertetangga yang Baik Menurut Islam
1. Selalu bersikap baik dan ramah dengan tetangga
Pada umumnya bersifat baik
tidak hanya dengan tetangga saja, tetapi ke semua orang pun harus bersikap baik
dan ramah untuk menciptakan kehidupan yang damai. Bersikap baik dengan tetangga
ini sangat dianjurkan, demi terciptanya hubungan yang hangat dan akrab.
Bayangkan saja, apabila
kita hidup bertetangga tetapi sering terjadi keributan tentu saja hal ini akan
membuat suasana yang tidak baik di lingkungan tempat tinggal. Anjuran untuk
bersikap baik dengan tetangga juga sudah diabadikan di dalam Al-Qur'an surat An
Nissa ayat 36 yang artinya:
"Beribadahlah
kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.”
2. Tidak mengganggu, merusak, dan menghalangi bangunan atau tanaman
dimiliki tetangga
Dalam membangun ataupun
menanam pohon juga harus diperhatikan jangan sampai bangunan ataupun pohon yang
ditanaman benar-benar merugikan tetangga. Hal demikian bisa merusak
hubungan antar tetangga. Sebagai tetangga yang baik mestinya tidak akan merusak
ataupun merugikan tetangga dengan hal membangun atau menanam tanaman.
Sebagaimana Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu,
اَ يَمْنَعْ أَحَدُكُمْ جَارَهُ أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَةً فِى جِدَارِهِ
“Janganlah salah seorang di
antara kalian melarang tetangganya menancapkan kayu di dinding (tembok)nya”
(HR.Bukhari (no.1609);
3. Menolong, melindungi, serta memberikan hak tetangga
Jika tetangga kesulitan
dengan harta, tertimpa musibah, bahkan kehilangan, umat Muslim sepantasnya
memberikan bantuan sesuai dengan adab bertetangga. Berikan bantuan tersebut tanpa harus diminta,
sebab itu adalah hak seorang Muslim terhadap saudaranya.
Ketika tetangga ada yang
sakit, maka ia berhak untuk dikunjungi. Artinya,
dalam adab bertetangga, tetangga yang tidak sakit berkewajiban mengunjunginya
tanpa memandang status sosial pihak yang sakit. Bertetangga
pada dasarnya adalah berteman sehingga kesetaraan di antara mereka harus dijaga
dengan baik.
Hidup bertetangga sudah
seharusnya saling tolong menolong satu sama lain agar hidup bertetangga lebih
akrab dan harmonis. Selain menolong, tetangga juga memiliki hak yang ia harus
diperoleh, semisal hadiah atau makanan-makanan ringan. Kita dianjurkan untuk
berbagi dan memberikan hak tersebut kepada tetangga kita karena ia adalah
orang-orang yang terdekat.
Sebagaimana Rasulullah SAW
bersabda kepada Abu yang artinya :
“Wahai
Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya dan
berilah tetanggamu” (HR. Muslim).
Memberikan hak, menolong
dan menjaga apa yang tetangga miliki juga bisa menjadi saranan untuk lebih
dekat dengan tetangga dan untuk menciptakan hubungan baik dengan keduanya.
4. Tidak mengganggu tetangga
Etika
bertetangga selanjutnya adalah tidak mengganggu tetangga. Misalnya tidak
mengeraskan suara televisi sehingga mengganggu istirahat tetangga dan kegiatan
yang mungkin membuat mereka menjadi tidak nyaman.
Begitu pula ketika akan mengadakan
sebuah acara di rumah, hendaknya meminta izin tetangga terdekat terlebih dahulu
agar mereka tidak merasa terganggu dengan acara yang kita selenggarakan.
Sebagaimana dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang
artinya :
"Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka janganlah dia mengganggu
tetangganya"(HR. Bukhari no.1609);
5. Bersikap sabar jika diganggu tetangga
Apabila tetangga melakukan perbuatan yang mengganggu,
ada baiknya harus tetap bersabar. Nah, sebenarnya tetap diperbolehkan menegur
mereka, namun dengan cara yang baik. Akan lebih baik jika gangguan tersebut
dibalas dengan kebaikan.
Sebagaimana Rasulullah SAW
bersabda yang artinya :
“Ada tiga
kelompok manusia yang dicintai Allah, … Disebutkan di antaranya: “Seseorang
yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun
ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah boleh kematian atau
keberangkatannya” (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Albani).
Bersikap sabar menghadapi
gangguan tetangga ini penting untuk dilakukan agar rasa damai dan tenteram
tetap terjaga di antara keduanya. Dengan kita bersikap sama kepada tetangga
yang mengganggu lambat laun tetangga akan sadar secara sendirinya. Bahwa apa
yang ia lakukan mengganggu orang lain.
Tetangga adalah saudara
terdekat kita dan merupakan orang yang pertama kali dapat menolong kita di saat
kita tertimpa musibah, maka sudah seharusnya kita menjaga hubungan baik dengan
tetangga.
Bagikan ke Teman