Balita versus Kita
zakatkita.org 12 June 2020 1090
Oleh @nurulrahma
Saya selalu takjub tiap kali melihat ponakan-ponakan saya belajar jalan. Melihat kegigihan anak sekecil itu, melihat jatuh-bangun mereka sampai akhirnya berhasil berjalan sendiri itu betul-betul pengalaman yang mengharukan!
Awalnya, saya hanya merasa amazed melihat anak sekecil itu sudah mulai berdiri, merembet, dan pelan-pelan belajar berjalan. Seperti melihat boneka lucu yang bisa jalan aja gitu. Lalu biasanya di awal, mereka akan sering jatuh-bangun. Kadang karena hilang keseimbangan, kadang karena mereka kelihatan sedang capek dan mau istirahat dulu. Kadang mereka sampai terjatuh, kadang mereka terlihat kesal dengan dirinya sendiri, kadang mereka juga sampai menangis saat jatuh dan kesakitan.
Meski demikian hebatnya, berapa kali pun mereka terjatuh, mereka akan bangkit untuk mencoba lagi dan lagi, sampai akhirnya mereka mulai bisa berjalan dan berlari kencang.
Melihat kegigihan mereka membuat saya berpikir, “Apa jadinya jika mereka kapok lalu menyerah dan enggak mau mencoba lagi?”
Dan saya juga berpikir, “Jika anak usia satu tahun saja bisa punya kegigihan seperti itu, kenapa kita yang sudah duduk di bangku SMA atau kuliah tidak bisa mempunyai kegigihan yang sama?”
***
Memang benar masalah kita sekarang sudah jauh lebih besar daripada sekadar belajar jalan, tapi kemampuan dan pengalaman yang kita miliki juga sudah jauh lebih banyak daripada anak usia satu tahun. Tidak seharusnya kita yang sudah dewasa ini mudah kapok saat terjatuh dan mudah menyerah begitu saja baik itu dalam hal pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
Jika hari ini kita bisa berjalan dengan lancar, ingat bahwa hal itu adalah buah dari kegigihan kita belajar jalan saat balita dulu.
Jika dulu kita memutuskan untuk terus mencoba lagi, kenapa sekarang kita jadi lembek dengan menyerah begitu saja?
Rasa kesal, sakit, dan trauma akan selalu datang dengan sepaket dalam proses pembelajaran kita. Dari usia kanak-kanak sampai lanjut usia nanti akan tetap sama jalan ceritanya, yang berbeda hanya tingkat kesulitannya saja. Itulah sebabnya penting untuk kita bertambah kuat seiring bertambahnya usia. Kita harus bisa menjadi manusia yang lebih besar supaya kita juga sanggup menghadapi masalah yang lebih besar. Pastikan kita akan selalu cukup kuat untuk lulus dari tiap tahap ujian kehidupan.
Berapapun usia kita saat ini, ingat selalu bahwa segala hal yang terbaik dalam hidup ini memang tidak pernah mudah untuk menjalankannya. Jangan manja dan jangan mudah putus asa! Jika kita jatuh 100 kali, bangkit lagi 100 kali, lagi dan lagi dan lagi.
***
Yap, terkadang saya selalu berpikir, “Kayaknya saya mau menyerah aja.”
“Saya mau kibarkan bendera putih aja.”
“Sepertinya, saya memang makhluk yang tiada gunanya.”
Bahkan kerap kali, saya mempertanyakan mengapa untuk hal-hal kecil, sederhana bin remeh temeh aja, saya terkadang clueless, tidak bisa mengambil keputusan secara bijak, tangkas, dan tepat!
Bagikan ke Teman