Bahaya Sifat Bakhil dan Kikir
zakatkita.org 03 February 2022 12694
Bahaya Sifat Bakhil dan Kikir
Sifat
bakhil atau seringkali disebut dengan kikir merupakan sifat yang bisa mendorong
seseorang untuk mengumpulkan harta dan tidak mau bersedekah atau berinfak
kepada orang lain. Sifat bakhil itu berbahaya baik di dunia dan akhirat. Akibat
bakhil yang diperturutkan akan mencelakan diri pelakunya. Ia akan mendapat
adzab diakhirat.
Orang
yang di dalam hatinya sudah dirasuki sifat kikir akan mengorbankan dirinya demi
mengejar harta dunia dan di sendiri tidak mau membelanjakan hartanya untuk
kebahagiaan diri sendiri maupun orang lain.
Sudah menjadi fitrah manusia untuk
mencari harta selama hidup di dunia. Setiap manusia pasti berusaha mencari
harta untuk mencukupi diri dan keluarganya. Begitu halnya dengan sifat kikir
atau pelit. Sifat ini juga sudah menjadi fitrah tersendiri bagi manusia. Namun
hanya sedikit sekali dari kita yang mampu mengendalikan fitrah ini ke arah yang
lebih dicintai oleh Allah.
Sifat kikir banyak ditemui saat
seseorang mimiliki kecukupan harta. Di saat inilah manusia diuji untuk saling
berbagi.
Jika orang tersebut memiliki keimanan
yang kuat, sudah tentu dia dengan mudah mengeluarkan hartanya untuk sesama.
Namun jika tidak maka sifat kikir dan hobi menumpuk-numpuk harta telah
menguasai jiwanya.
Islam sangat membenci sifat bakhil.
Karena sifat bakhil salah satu dari karakter orang munafiq yang tidak mau
berkorban untuk kebaikan. Padahal karakter orang yang beriman adalah siap
berkorban dengan apa saja demi islam. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam
bersabda ;
Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu
‘anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah
(takutlah) oleh kalian perbuatan dzalim, karena kedzaliman itu merupakan
kegelapan pada hari kiamat. Dan jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir
telah mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan
darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi mereka”. (HR: Muslim).
Saat ini kebakhilan sudah menjadi
penyakit yang meluas dikalangan ummat Islam. Ekonomi kapitalis dan budaya hidup
cuek inilah yang menjadikan kita tidak peka terhadap sesama. Lingkungan
keluarga dan masyarakat telah berhasil menanamkan jiwa invidualisme. Yang
penting menjadi kaya, kecukupan, semua kebutuhan serba ada, dan tidak
memikirkan kebutuhan saudaranya yang lain.
Karena sebab itulah muncul berbagi
bentuk kebahilan pada ummat islam ini. Bakhilnya seorang da’i untuk
menyampaikan kebenaran karena takut nikmat dunianya berkurang. Bakhilnya
seorang pemimpin untuk menggunakan kepemimpinannya guna membela islam dan
kebenaran. Bakhilnya seseorang untuk mengorbankan waktunya berfikir untuk
kemajuan Islam. Bakhilnya seseorang untuk mengeluarkan hartanya di jalan Allah
Ta’ala. Lebih parah lagi adalah bakhilnya seseorang untuk memberikan kemudahan
bagi orang lain walaupun hanya dengan sesuatu yang remeh. Orang yang bakhil
tidak akan mungkin mau memberikan hartanya, waktunya, tenaganya apalagi jiwa
dan ruhnya untuk Islam.
Akibat kebakhilan:
Bakhil Mengakibatkan Menyeret pelakunya
terjerumus kedalam berbagai perbuatan dosa.
Seseorang yang terkena penyakit bakhil
akan menjauh dari berbagai perbuatan baik. Entah perbuatan baik yang kaitannya
dengan Allah Ta’ala atau sesama manusia. Sebaliknya ia akan selalu mendekati
perbuatan jelek dan menyibukkan diri dengannya. Nabi sallallahu alaihi wasallam
juga telah mewanti-wanti pada kita bahwa kebakhilan akan membawa kita pada
berbagai perbuatan dosa dan kehinaan. Beliau bersabda :
Hendaklah kalian jauhi sifat bakhil,
maka sesungguhnya telah celaka orang-orang sebelum kalian dengan kebakhilan :
memerintahkan kepada mereka dengan kebakhilan kemudian mereka bakhil, dan
memerintahkan kepada merela untuk memutus silaturrahmi kemudian mereka putus,
dan memerintahkan kepada mereka dengan perbuatan dosa kemudian ia melakukannya.
Bakhil mendapatkan Adzab yang pedih di
akhirat .
Kebahilan tidak hanya mengimbas pada
kehidupan seseorang di dunia dengan kegoncangan dan ketidak tenangan. Akan
tetapi musibah tersebut terus menyiksa pelakunya hingga kenegeri akhirat dengan
adzab yang pedih di neraka. Allah Ta’ala berfirman :
Sekali-kali janganlah orang-orang yang
bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka,
bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk
bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya
di hari kiamat. [ QS. Ali Imaran : 180 ].
Orang-orang yang telah diberi harta dan
limpahan karunia oleh Allah Ta’ala kemudian mereka bakhil, tidak mau
mengeluarkan kewajiban mengenai harta tersebut, seperti zakat dan lain-lain,
adalah sangat tercela. Janganlah sekali-kali kebakhilan itu dianggap baik dan
menguntungkan bagi mereka. Harta benda kekayaan akan tetap utuh dan tidak
kurang bila dinafkahkan di jalan Allah bahkan akan bertambah dan diberkati.
Tetapi kebakhilan itu adalah suatu hal yang buruk dan merugikan mereka sendiri,
karena harta yang tidak dinafkahkan itu akan dikalungkan di leher mereka kelak
di hari kiamat sebagai azab dan siksaan yang amat berat, sebab harta benda yang
dikalungkan itu akan berubah menjadi ular yang melilit mereka dengan kuat.
Bakhil dapat Dijauhkan dari keimanan
pada Allah Ta’ala.
Kekikiran dan keimanan tidak akan
berkumpul dalam jiwa seseorang. Kekikiran akan mengikis keimanan seseorang
sedikit demi sedikit. Sebaliknya, orang yang gemar berinfaq, Allah akan kuatkan
keimanannya karena yakin bahwa pahala akan menantinya di akhirat. Hal ini
sesuai dengan sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam :
“Sifat kikir dan iman tidak akan berkumpul
dalam hati seseorang selama-lamanya.” [Al-Musnad, karya Ahmad 14/202, no. 8512,
dan Shahih Ibni Hiban 8/43, no. 3251.
Akibat
yang ditimbulkan dari sifat kikir yaitu dapat mempengaruhi kehidupan pelaku,
terutama di lingkungan masyarakat dan kehidupan sosialnya. Jika sifat pelit
sudah menguasai hati dan pikiran maka orang tersebut akan melakukan beragam
cara untuk mendapatkan harta, meskipun cara yang digunakan kurang baik. Selain
itu, orang pelit juga cenderung cuek dengan kehidupan dan kesulitan orang lain.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita
dalam melakukan kebaikan, melapangkan dada kita untuk berinfaq dan menjauhkan
kita dari kebakhilan. Tidaklah seseorang dimudahkan dalam berinfaq kecuali atas
kehendak-Nya, dan tidak ada yang disempitkan karena kebakhilan kecuali atas
kehendak-Nya.
Bagikan ke Teman