Bantu Rombong Untuk Para Pencari Nafkah

Bu Wahyu setiap hari harus membawa putrinya, Noer Afifah, saat berjualan. Usianya sudah 17 tahun, namun perkembangannya tidak seperti anak-anak lain karena sakit. Afifah divonis mengidap Hidrosefalus sejak umur 9 tahun. Sejak itu, ia tak bisa beraktivitas seperti biasanya dan harus dibantu berjalan untuk menemani ibunya mencari nafkah.

Dengan rombong tua pinjaman tetangga, Bu Wahyu berjualan sempol, makaroni telor, dan mie telor di Jl. Wonosari Wetan—sekitar 150 meter dari kontrakannya. Rombong itu sudah lapuk, namun kabar yang datang justru permintaan uang sewa dari pemiliknya. Di tengah kondisi keluarga yang sulit, hal ini menjadi beban tambahan yang tidak mudah ia tanggung.

Bu Wahyu hanyalah satu dari sekian banyak pedagang kecil yang bernasib sama. Di luar sana, masih banyak pejuang nafkah yang setiap hari berusaha menghidupi keluarganya dengan keterbatasan. Rombong lapuk, peralatan tak memadai, dan kondisi keluarga yang menuntut perjuangan lebih besar.

Nurul Hayat hadir untuk membersamai mereka—membantu menyediakan rombong yang kokoh, layak, dan sesuai kebutuhan, agar usaha mereka bisa berjalan dengan lebih baik. Harapannya, rizki mereka semakin lancar dan kebutuhan keluarga bisa tercukupi dengan lebih layak.

Sahabat sejuk, mari bantu para pencari nafkah ini mendapatkan rombong baru agar usaha mereka dapat terus bertahan.

==========================================